Tuhan, beberapa hari yang lalu usiaku tepat 17tahun. Banyak orang bilang diumur 17 tahun itu ada moment terindah.
17 tahun yang lalu aku lahir di dunia dari rahim seorang ibu yang meski bekerjapun slalu membawaku..
17 tahun yang lalu aku lebih sering diurus oleh kakek dan nenek ku yang sekarang tlah berpulang ke hadapanMu..
17 tahun yang lalu, aku hidup serba berkecukupan. Sekarang memang masih. Tapi jelas berbeda. Ya, aku tau. Dunia pasti berputar..
Aku masih diberi umur hingga hari ini. Mengenal dunia, mengenal semua yang mencintaiku.
Tuhan, banyak pintaku. Jaga kedua orang tuaku sampai mereka bangga melihat prestasiku, sampai mereka menjadi wali ku dalam moment terbesarku, sampai generasi seterusnya muncul..
Tuhan,sukseskan aku semuda mungkin. Secepat mungkin. Bantu aku melewati studyku.
Rabu, 01 Oktober 2014
Senin, 22 September 2014
Haruskah -Bag. 2 Secret Admirer-
"Jadi, mau sampai kapan kamu menyembuyikan itu?" pertanyaan itu tak henti-henti diucapkan olehnya. Seakan dia ingin aku segera mengakuinya.
"Aku tak tahu. Tappi ku rasa lebih baik tidak jujur daripada dia tiba-tiba menjauh. Aku takut kalau dia tahu, dia menjauh" jawabku
"Memangnya kamu mau dia terus-menerus berpikiran itu dari orang yang dia sayang? Bukan dari orang yang menyayanginya?! Kalau dia benar-benar tidak peduli entah itu dari siapa, dia tidak akan menjauhimu"
Sepertinya ucapannya ada benarnya juga. Tapi tetap saja jika selama ini kita baik-baik saja lalu tiba-tiba dia mengetahui kejanggalan, dia pasti akan menjauh. Selama ini selalu begitu, kan? Rasanya tak adil. Entahlah memang tabiat setiap pria yang seperti itu atau hanya aku yang merasakan.
Aku terdiam ditengah pikiran tentangnya. Malam itu ku putuskan untuk tidak mengaktifkan handphoneku.
Setelah beberapa jam terdiam dengan tugas-tugas di lapotop, aku kembali memutuskan membuka handponeku. Berharap ada suiatu pesan elektronik di sana.
"PING!!"
Pemberitahuan itu muncul ketika aku baru saja mengaktifkan handphoneku. Terlihat jelas siapa yang mengirimkan pesan itu. Tanganku melemas tak percaya, mataku terbelalak memastikan benarkah itu dia? Hatiku bergemuruh. Ya Tuhan, Benarkah?
"Kenapa? :)" aku membalas pesan itu, santun. Walau aku tau, dia tak mungkin membalas pesan itu karena pesan itu telah dikirim 3jam yang lalu sementara sekarang menunjukkan pukul 01:00 pagi.
"Ada apa, ya?" terkaku dalam hati yang kian merusuh
"Aku tak tahu. Tappi ku rasa lebih baik tidak jujur daripada dia tiba-tiba menjauh. Aku takut kalau dia tahu, dia menjauh" jawabku
"Memangnya kamu mau dia terus-menerus berpikiran itu dari orang yang dia sayang? Bukan dari orang yang menyayanginya?! Kalau dia benar-benar tidak peduli entah itu dari siapa, dia tidak akan menjauhimu"
Sepertinya ucapannya ada benarnya juga. Tapi tetap saja jika selama ini kita baik-baik saja lalu tiba-tiba dia mengetahui kejanggalan, dia pasti akan menjauh. Selama ini selalu begitu, kan? Rasanya tak adil. Entahlah memang tabiat setiap pria yang seperti itu atau hanya aku yang merasakan.
Aku terdiam ditengah pikiran tentangnya. Malam itu ku putuskan untuk tidak mengaktifkan handphoneku.
Setelah beberapa jam terdiam dengan tugas-tugas di lapotop, aku kembali memutuskan membuka handponeku. Berharap ada suiatu pesan elektronik di sana.
"PING!!"
Pemberitahuan itu muncul ketika aku baru saja mengaktifkan handphoneku. Terlihat jelas siapa yang mengirimkan pesan itu. Tanganku melemas tak percaya, mataku terbelalak memastikan benarkah itu dia? Hatiku bergemuruh. Ya Tuhan, Benarkah?
"Kenapa? :)" aku membalas pesan itu, santun. Walau aku tau, dia tak mungkin membalas pesan itu karena pesan itu telah dikirim 3jam yang lalu sementara sekarang menunjukkan pukul 01:00 pagi.
"Ada apa, ya?" terkaku dalam hati yang kian merusuh
Senin, 08 September 2014
Secret Admirer
"Jadi kamu suka sama dia?" tanyanya
"Tidak juga. Jangan menembak perasaanku yang aku saja tak tahu" jawabku
"Lalu, perasaan itu apa?"
"Entahlah. Aku hanya senang melihat wajahnya. Membuatku meleleh seketika. Perutku serasa dipenuhi kupu-kupu" jawabku
"Dasar aneh!" celetuknya.
Perasaan seorang secret admirer adalah perasaan paling mulia. Mengagumi dalam diam, menatap dari kejauhan. Semua dia lakukan tanpa kau ketahui. Dia memang berharap kamu mengetahuinya, tapi bukan berarti dia memaksa kamu untuk tau tentang hatinya.
Sudah beberapa bulan ini topik pembicaraan heboh antara aku dan mereka adalah "dirinya". Sudah beberapa bulan juga chat bbm yang aku tunggu-pun darinya walau sebenarnya itu adalah hal yang teramat mustahil.
Dia tak sadar bahwa sebenarnya aku sering terlihat ingin diperhatikan melalui temanku. Sadarkah?
"Ehem, ada yang lewat ga sapaan, ehem!" ledek mereka yang sering kali berulah saat dirinya lewat diantara kerumunan kami.
"Pssttt.. Sudahlah. Kalau kalian seperti itu, bisa-bisa nanti dia sama sekali tidak menghubungiku" ucapku
"Kalau begitu, kita ke kantin saja!" ajaknya. Kami menuju kantin.
Nafasku terasa tercekat saat tahu bahwa "dia" ada di kantin bersama temannya.
"Ga perlu sesak nafas atau mengeluarkan suara aneh, kan?" protes temanku. Aku menahan segala asa dan rasaku saat itu juga. Pada kaki yang rasanya ingin lepas menjadi topangan, pada batang tenggorok yang rasanya telah tersumpal padatan, semua ku tahan mati-matian saat melihatnya.
Apa kau tahu, ada aku yang selalu kikuk dengan wajah pucat pasi saat kau berlalu dihadapanku tanpa sedikitpun kau menoleh atau bahkan mengetahui bahwa aku memperhatikanmu?
Pantaskah aku disebut pohon yang cukup kokoh melawan deru angin pengabaian dan pengecewaan?
Terlebih saat kue ulangtahun milikmu telah kau terima namun kau tak tahu itu dari siapa.
"Aku titip ini untuknya ya" ucapku
"Tapi nanti jika dia bertanya ini dari siapa? Aku harus jawab apa?" Tanyanya
"Bilang saja dari..." aku terhenti. Berfikir.
"Bilang saja dari penggemarnya. Eh, tunggu. Dari kalian saja" lanjutku
"Hmm.. Baiklah" dia berlalu meninggalkan mencari objek yang dituju.
Sadarlah. Aku menitipkan itu semua, menitipkan sebuah kue berisi sejuta rasa kepada temanmu dengan tanpa namaku. Agar kamu tak mengetahui bahwa aku menyukaimu. Ah, mungkin aku menggemarimu. Sudahlah.. Akupun bingung menafsirkannya.
Aku khawatir jika kamu tahu semuanya, hubungan baik itu tak akan berlangsung lama, bukan? Aku hafal sudah semua sikap lelaki. Maka akan aku simpan baik-baik perasaan itu daripada harus melukai hubungan kalian. Ya, kalian. Kamu dan perempuanmu.
Walaupun kamu tidak tahu siapa pengirim kue itu, tapi aku cukup bahagia meliahatmu telah menerima dan membawa kue itu.
Semoga kamu tetap menjadi pribadi yang ku kenal, ya!
Sincerely : Your Secret Admirer :)
"Tidak juga. Jangan menembak perasaanku yang aku saja tak tahu" jawabku
"Lalu, perasaan itu apa?"
"Entahlah. Aku hanya senang melihat wajahnya. Membuatku meleleh seketika. Perutku serasa dipenuhi kupu-kupu" jawabku
"Dasar aneh!" celetuknya.
Perasaan seorang secret admirer adalah perasaan paling mulia. Mengagumi dalam diam, menatap dari kejauhan. Semua dia lakukan tanpa kau ketahui. Dia memang berharap kamu mengetahuinya, tapi bukan berarti dia memaksa kamu untuk tau tentang hatinya.
Sudah beberapa bulan ini topik pembicaraan heboh antara aku dan mereka adalah "dirinya". Sudah beberapa bulan juga chat bbm yang aku tunggu-pun darinya walau sebenarnya itu adalah hal yang teramat mustahil.
Dia tak sadar bahwa sebenarnya aku sering terlihat ingin diperhatikan melalui temanku. Sadarkah?
"Ehem, ada yang lewat ga sapaan, ehem!" ledek mereka yang sering kali berulah saat dirinya lewat diantara kerumunan kami.
"Pssttt.. Sudahlah. Kalau kalian seperti itu, bisa-bisa nanti dia sama sekali tidak menghubungiku" ucapku
"Kalau begitu, kita ke kantin saja!" ajaknya. Kami menuju kantin.
Nafasku terasa tercekat saat tahu bahwa "dia" ada di kantin bersama temannya.
"Ga perlu sesak nafas atau mengeluarkan suara aneh, kan?" protes temanku. Aku menahan segala asa dan rasaku saat itu juga. Pada kaki yang rasanya ingin lepas menjadi topangan, pada batang tenggorok yang rasanya telah tersumpal padatan, semua ku tahan mati-matian saat melihatnya.
Apa kau tahu, ada aku yang selalu kikuk dengan wajah pucat pasi saat kau berlalu dihadapanku tanpa sedikitpun kau menoleh atau bahkan mengetahui bahwa aku memperhatikanmu?
Pantaskah aku disebut pohon yang cukup kokoh melawan deru angin pengabaian dan pengecewaan?
Terlebih saat kue ulangtahun milikmu telah kau terima namun kau tak tahu itu dari siapa.
"Aku titip ini untuknya ya" ucapku
"Tapi nanti jika dia bertanya ini dari siapa? Aku harus jawab apa?" Tanyanya
"Bilang saja dari..." aku terhenti. Berfikir.
"Bilang saja dari penggemarnya. Eh, tunggu. Dari kalian saja" lanjutku
"Hmm.. Baiklah" dia berlalu meninggalkan mencari objek yang dituju.
Sadarlah. Aku menitipkan itu semua, menitipkan sebuah kue berisi sejuta rasa kepada temanmu dengan tanpa namaku. Agar kamu tak mengetahui bahwa aku menyukaimu. Ah, mungkin aku menggemarimu. Sudahlah.. Akupun bingung menafsirkannya.
Aku khawatir jika kamu tahu semuanya, hubungan baik itu tak akan berlangsung lama, bukan? Aku hafal sudah semua sikap lelaki. Maka akan aku simpan baik-baik perasaan itu daripada harus melukai hubungan kalian. Ya, kalian. Kamu dan perempuanmu.
Walaupun kamu tidak tahu siapa pengirim kue itu, tapi aku cukup bahagia meliahatmu telah menerima dan membawa kue itu.
Semoga kamu tetap menjadi pribadi yang ku kenal, ya!
Sincerely : Your Secret Admirer :)
Senin, 28 Juli 2014
Kembali Fitri
Taqabalallahu minna wa minkum
Gema takbir malam idul fitri terus berkumandang hingga pagi hari idul fitri. Seperti lebaran beberapa tahun terakhir ini. Aku menghabiskan waktu di kampung halaman. Entahlah, kadang aku bosan, bahkan menyesal.
Aku menyesal kurang bisa menghabiskan waktu dengan nenek dan kakekku sewaktu mereka masih ada. Jujur, tangisan itu pecah saat khotib sholat idul fitri berkhutbah tentang sanak keluarga yang sudah tiada. Aku tahan. Tak ingin terlihat sedih.
Apalah dayaku kini? Mau marah pada siapa? Yang bisa ku lakukan hanya mendoakan almarhum dan almarhumah kakek dan nenek-ku .
Aku menyayanginya, Tuhan. Teramat menyayanginya. Beri mereka tempat terindah di sisi-Mu :')
Gema takbir malam idul fitri terus berkumandang hingga pagi hari idul fitri. Seperti lebaran beberapa tahun terakhir ini. Aku menghabiskan waktu di kampung halaman. Entahlah, kadang aku bosan, bahkan menyesal.
Aku menyesal kurang bisa menghabiskan waktu dengan nenek dan kakekku sewaktu mereka masih ada. Jujur, tangisan itu pecah saat khotib sholat idul fitri berkhutbah tentang sanak keluarga yang sudah tiada. Aku tahan. Tak ingin terlihat sedih.
Apalah dayaku kini? Mau marah pada siapa? Yang bisa ku lakukan hanya mendoakan almarhum dan almarhumah kakek dan nenek-ku .
Aku menyayanginya, Tuhan. Teramat menyayanginya. Beri mereka tempat terindah di sisi-Mu :')
Selasa, 22 Juli 2014
Love Song
Aku teringat dengan suatu nada malam ini. 3 tahun yang lalu kamu menyanyikan suatu lagu sebelum akhirnya kami benar-benar berpisah. Aku memilih pergi pada sandaran yang meski hanya menganggapku kakak.
"that should be me, holding your hand
that should be me, making you laugh"~♪
Tanpa nada tambahan selain suaramu, kamu bernyanyi.
Akhirnya aku pergi pada seorang yang hanya menganggapku kakak. Di beberapa malamku memang dia menyempatkan waktu menemaniku dari ujung telfon.
Petikan gitar dan suara seraknya amat mempesona. Bagaimana bisa lupa? Hingga kini saja lagu itu terus ada, di media socialnya. Sialnya, aku ingat semua malam ini.
"that should be me, holding your hand
that should be me, making you laugh"~♪
Tanpa nada tambahan selain suaramu, kamu bernyanyi.
Akhirnya aku pergi pada seorang yang hanya menganggapku kakak. Di beberapa malamku memang dia menyempatkan waktu menemaniku dari ujung telfon.
Petikan gitar dan suara seraknya amat mempesona. Bagaimana bisa lupa? Hingga kini saja lagu itu terus ada, di media socialnya. Sialnya, aku ingat semua malam ini.
Sabtu, 05 Juli 2014
Note 3
Mungkin ketika banyak pria menyatakan bahwa perhatian seorang wanita yang menyayanginya disebut berlebihan? Apa mereka tak bisa membedakan mana seorang yang tulus, mana yang hanya mencari sensasi. Ketika kamu menyadari seorang wanita yang begitu menyayangimu tiba-tiba pergi meninggalkanmu saat kamu baru menyadarinya, bagaimana perasaanmu? Sadarlah, setiap manusia mempunyai titik jenuh, mas. Akupun begitu. Namun yang aku tau, aku lebih baik menunggu daripada memaksa yang bukan milikku :-)
Note 2
Seberapa salah seorang wanita yang menitihkan air matanya untuk seorang pria? Bukankah semua perasaan itu wajar adanya, tapi mungkin kami belum diizinkan untuk mengerti.
Seberapa mengagumkannya seorang pria yang menangis untuk seorang wanita? Pria yang tulus memang terkadang sampai menitihkan air matanya meskipun dia tau bahwa dirinya kuat.
Perjuangan memang patut disertai alasan. Dan pengabaian yang diberikan juga pasti mendapat ganjaran yang sama meskipun sebagai wanita kadang kala tak sanggup untuk membalasnya.
Untuk saat ini diamku mungkin menjadi jalan yang terbaik. Jika kamu butuh aku, aku masih di sini. Menunggu seseorang yang masih memanggilnya dengan penuh canda dan kasih, mungkin.
Sincerely
Anak Kecil Cengeng yang Menunggu Kamu
Seberapa mengagumkannya seorang pria yang menangis untuk seorang wanita? Pria yang tulus memang terkadang sampai menitihkan air matanya meskipun dia tau bahwa dirinya kuat.
Perjuangan memang patut disertai alasan. Dan pengabaian yang diberikan juga pasti mendapat ganjaran yang sama meskipun sebagai wanita kadang kala tak sanggup untuk membalasnya.
Untuk saat ini diamku mungkin menjadi jalan yang terbaik. Jika kamu butuh aku, aku masih di sini. Menunggu seseorang yang masih memanggilnya dengan penuh canda dan kasih, mungkin.
Sincerely
Anak Kecil Cengeng yang Menunggu Kamu
Jumat, 04 Juli 2014
Note 1
Coba tunjukkan kepadaku wanita mana yang ahli dalam mendikte dan menerka hati seorang pria? Aku ingin tau selihai apa mereka mengerti arti diamnya para pembunuh berdarah dingin tersebut.
Kamu tau? Diammu itu membuat seluruh jaringan sel dalam otakku seperti harus bekerja keras menerka dan memikirkan. Kamu. Pembunuh berdarah dingin. Membunuh sedikit demi sedikit rasa acuhku terhadap pria dan mulai memperhatikanmu dari hal kecil yang ada dalam dirimu.
Jika kamu sadar tentang perasaan ini, sembunyikan saja. Mungkin aku masih harus berlatih mendikte hatimu.
Kamu tau? Diammu itu membuat seluruh jaringan sel dalam otakku seperti harus bekerja keras menerka dan memikirkan. Kamu. Pembunuh berdarah dingin. Membunuh sedikit demi sedikit rasa acuhku terhadap pria dan mulai memperhatikanmu dari hal kecil yang ada dalam dirimu.
Jika kamu sadar tentang perasaan ini, sembunyikan saja. Mungkin aku masih harus berlatih mendikte hatimu.
Rabu, 02 Juli 2014
Selamat Ulang Tahun Kesatriaku
Malam berganti seiring datangnya mentari yang menyinari. Malam ini aku ditemani perasaan mendesir. Sebetulnya perasaan ini sungguh amat tak wajar karena kamu bukan seutuhnya yang ku miliki.
Kamu tau?aku pencemburu hebat yang membuat semua hubungan masa laluku kandas. Tapi dengan kamu entah mengapa semua itu berbeda. Aku menemukan yang lain di dalam dirimu. Sifat dan sikap yang mengerti tentang toleransi perasaan.
Umurmu bertambah kini. Walau yang aku ingin kamu lebih baik dari sebelumnya, tapi semua keputusan di tanganmu. Aku hanya membantumu. Membantu merapal doa-doa tentang apa yang menjadi inginku tentang sukses diri dan masa depanmu.
Selamat Ulang Tahun the only cute boy that I have. Aku hanya ingin menjadi yang pertama dan terakhir yang mengucap selamat ulang tahun untuk dirimu. :)
Tetap jadi pinguin kesayangan anak kecilmu ini ya,dan kesatria hebat untuk dirimu dan.. anak kecilmu :')
With love : sincerely
Acil
Selasa, 01 Juli 2014
Selamat Ulang Tahun, Kamu
Aku bersyukur bisa mengenalmu sejauh ini, sedekat ini walaupun pada akhirnya memang tak sejauh yang diharapkan. Aku bersyukur bisa mempunyai seseorang yang merangkai kata sederhana namun membuat senyum seseorang terukir walaupun kadang tangisan juga kau pecahkan.
Kamu kini semakin dewasa, lebih dewasa terlebih dahulu dibanding anak kecilmu yang sering kali membuatmu marah. Maafkan malam ini tindakanku di luar ambang bayanganmu sebelum hari indahmu. Aku memang sengaja merencanakan ini semua. Tak lebih demi kamu. Aku hanya ingin tau seberapa dewasa kamu menghadapi amukan anak kecilmu yang menjengkelkan ini.
Selamat ulang tahun ke 18, Kak. Kamu semakin dewasa dan aku berharap beberapa sikapmu bisa kau ubah. Bukan aku bermaksud merubahmu, aku hanya ingin kamu lebih baik dan bijak dari sebelumnya.
Sekali lagi, Selamat Ulang Tahun :)
Dari anak kecil yang kamu anggap biasa tapi perhatiannya luar biasa^^
Kamu kini semakin dewasa, lebih dewasa terlebih dahulu dibanding anak kecilmu yang sering kali membuatmu marah. Maafkan malam ini tindakanku di luar ambang bayanganmu sebelum hari indahmu. Aku memang sengaja merencanakan ini semua. Tak lebih demi kamu. Aku hanya ingin tau seberapa dewasa kamu menghadapi amukan anak kecilmu yang menjengkelkan ini.
Selamat ulang tahun ke 18, Kak. Kamu semakin dewasa dan aku berharap beberapa sikapmu bisa kau ubah. Bukan aku bermaksud merubahmu, aku hanya ingin kamu lebih baik dan bijak dari sebelumnya.
Sekali lagi, Selamat Ulang Tahun :)
Dari anak kecil yang kamu anggap biasa tapi perhatiannya luar biasa^^
Kamis, 19 Juni 2014
Harapan Tak Pantas
Beberapa pesan darinya kini menjadi salah satu hal yang amat menakutkan untuk dibaca. Aku tak pernah seenggan ini membuka ponsel dan membaca pemberitahuan itu.
"Dari siapa?"
"Tak penting"
"Kalau tak penting, kenapa kamu semuram itu? Jangan bilang kamu ingin menangis"
"Tidak. Aku tidak ingin"
"Oh ayolah. Kamu tak perlu sungkan bercerita kepada sahabatmu ini tentang apa yang terjadi padamu. Siapa dia?" Pertanyaan yang sebenarnya tak ingin dijawab. Tapi apa daya, dia sahabatku. Aku menghargai kebaikannya. Bercerita mungkin menghilangkan sedikit beban yang terpendam.
"Kalau cara kalian yang lalu seperti itu, bukankah semua orang akan tau apa yang tersurat diantara kalian?"
"Tidak. Mereka salah paham"
"Mereka tidak pernah salah. Kalianlah yang salah!"
"Lalu kau mendefinisikan bahwa aku salah?" tanyaku agak tegas.
"Ya, kamu salah. Dia salah"
"Mengapa?"tanyaku
"Kau pasti menyadarinya. Tidak mungkin kau tidak mengharapkannya jika setiap dia tak ada, kau mencarinya. Tidak mungkin kau menganggapnya biasa, jika tiap tingkahnya yang tak kau duga membuat hatimu bergemuruh" balasnya tepat mengenai posisiku.
Mungkin dia benar dan mungkin akupun menyadarinya. Semua perkataannya benar. Aku berharap. Berharap pada orang yang belum tentu mengharapkanku. Apa aku berharap pada orang yang salah? Aku hanya menyimpan harapanku rapih agar aku tak terlihat terlalu naif.
Suatu saat mengertilah..
Aku yang tak kau harapkan, menyimpan berbagai harapan akanmu..
Mengertilah, pahamilah..
Tapi tak usah kau tindak lanjuti :-)
"Dari siapa?"
"Tak penting"
"Kalau tak penting, kenapa kamu semuram itu? Jangan bilang kamu ingin menangis"
"Tidak. Aku tidak ingin"
"Oh ayolah. Kamu tak perlu sungkan bercerita kepada sahabatmu ini tentang apa yang terjadi padamu. Siapa dia?" Pertanyaan yang sebenarnya tak ingin dijawab. Tapi apa daya, dia sahabatku. Aku menghargai kebaikannya. Bercerita mungkin menghilangkan sedikit beban yang terpendam.
"Kalau cara kalian yang lalu seperti itu, bukankah semua orang akan tau apa yang tersurat diantara kalian?"
"Tidak. Mereka salah paham"
"Mereka tidak pernah salah. Kalianlah yang salah!"
"Lalu kau mendefinisikan bahwa aku salah?" tanyaku agak tegas.
"Ya, kamu salah. Dia salah"
"Mengapa?"tanyaku
"Kau pasti menyadarinya. Tidak mungkin kau tidak mengharapkannya jika setiap dia tak ada, kau mencarinya. Tidak mungkin kau menganggapnya biasa, jika tiap tingkahnya yang tak kau duga membuat hatimu bergemuruh" balasnya tepat mengenai posisiku.
Mungkin dia benar dan mungkin akupun menyadarinya. Semua perkataannya benar. Aku berharap. Berharap pada orang yang belum tentu mengharapkanku. Apa aku berharap pada orang yang salah? Aku hanya menyimpan harapanku rapih agar aku tak terlihat terlalu naif.
Suatu saat mengertilah..
Aku yang tak kau harapkan, menyimpan berbagai harapan akanmu..
Mengertilah, pahamilah..
Tapi tak usah kau tindak lanjuti :-)
Minggu, 08 Juni 2014
Perhatian Yang Salah
Siang itu mungkin memang menjadikan suasana mencekam. Panasnya udara siang hari terkadang membuat hati yang tentram-pun ikut merasakan panasnya. Siang itu hatiku entah mengapa amat tersiksa dengan suatu kabar yang sungguh.. amat tak bisa ku terima.
"Yasudahlah tak usah lagi kau jatuhkan air matamu untuk orang yang sama sekali tak memperhatikan uraian air matamu itu" ucapnya seolah tak peduli. Dia memang seorang wanita, tapi entahlah. Mungkin dia sudah enggan menghiraukan segala tangisanku.
"Jangan nangis lagi ah. Cengeng banget" Pelukan itu menentramkamku. Pelukan sahabat yang sebenarnya bukan dia yang ku harap memelukku. Tapi pelukan sahabatku itu cukup menenangkan.
"Darimana kamu tau bahwa mereka telah menjalin hubungan?" tanyanya
"Twitter" jawabku yang dengan susah payah mengelap mukaku yang luyu terkena air mata.
"Kalau nyatanya salah?"
"Tak mungkin salah!" balasku, mantap.
Seketika pria itu mendatangi meja kantin yang kami huni siang ini.
"Hey, kamu kenapa? Abis nangis, ya?" tanya pria itu. Ah, melihatnya membuat air mataku tak tertahan lagi. "Cukup sudah. Menjauhlah" lirihku
"Orang yang dia suka pacaran, kak. Padahal mereka sudah dekat sekali!" sahabatku mewakili.
"Sedekat aku dan dia?"
"Yups!"
"Siapa orang itu, dik? Kenapa kamu tak pernah cerita tentang pria itu? Kalau saja kamu cerita, mungkin kakak bisa membantumu" ucapnya, percaya diri.
"Kita boleh tanya ke kakak?" lagi-lagi mereka mewakili
"Apa?"
"Kakak sudah punya pacar ya? Sama siapa kak? Kapan?" pertanyaan itu menyerbu
"Saya? Sudah, baru kemarin sepulang sekolah. Ah, kalau kalian ingin tau, lihat saja di twitter. Tapi jangan diusik ya!" ucapnya menjelaskan.
Dengan mudahnya pria ini menjawab semua pertanyaan tanpa melihat keadaan anak kecil yang sudah dianggapnya adik ini. Air mata yang meredapun kembali terjatuh layaknya air terjun niagara. Deras. Lirih tanpa mengeluarkan suara.
Pelukan itu mendarat. Mencekam sekali. Ada 2 perasaan mencekam di sini. Kalian tau rasanya dipeluk dalam hawa yang panas? membuat siapapun yang dipeluk memerlukan asupan oksigen. Mencekam yang ke dua adalah ... Aku memang harus tetap memanggilnya dengan sebutan kakak dan status kakak. Tidak lebih. Walau harusnya aku tau dari awal bahwa kata "SAYANG" itu tak hanya diberikannya untukku. Harusnya aku sadar, dia memprioritaskanku hanya sebagai adik.
"Jangan cengeng. Lain kali kalau suka dengan seorang pria, lebih baik ceritakan pada kakak. Kenapa kamu tertutup seperti ini? Bukankah biasanya kamu selalu terbuka?" tanyanya sambil terus memeluk dan mengusap lembut kepalaku. Memberi ketenangan maksudnya. "Mana bisa aku menceritakan tentang kamu pada dirimu?" jawabku dalam hati.
Memang harusnya aku sadar. Hubungan kami tak lebih dari itu. Adik - Kakak.
"Yasudahlah tak usah lagi kau jatuhkan air matamu untuk orang yang sama sekali tak memperhatikan uraian air matamu itu" ucapnya seolah tak peduli. Dia memang seorang wanita, tapi entahlah. Mungkin dia sudah enggan menghiraukan segala tangisanku.
"Jangan nangis lagi ah. Cengeng banget" Pelukan itu menentramkamku. Pelukan sahabat yang sebenarnya bukan dia yang ku harap memelukku. Tapi pelukan sahabatku itu cukup menenangkan.
"Darimana kamu tau bahwa mereka telah menjalin hubungan?" tanyanya
"Twitter" jawabku yang dengan susah payah mengelap mukaku yang luyu terkena air mata.
"Kalau nyatanya salah?"
"Tak mungkin salah!" balasku, mantap.
Seketika pria itu mendatangi meja kantin yang kami huni siang ini.
"Hey, kamu kenapa? Abis nangis, ya?" tanya pria itu. Ah, melihatnya membuat air mataku tak tertahan lagi. "Cukup sudah. Menjauhlah" lirihku
"Orang yang dia suka pacaran, kak. Padahal mereka sudah dekat sekali!" sahabatku mewakili.
"Sedekat aku dan dia?"
"Yups!"
"Siapa orang itu, dik? Kenapa kamu tak pernah cerita tentang pria itu? Kalau saja kamu cerita, mungkin kakak bisa membantumu" ucapnya, percaya diri.
"Kita boleh tanya ke kakak?" lagi-lagi mereka mewakili
"Apa?"
"Kakak sudah punya pacar ya? Sama siapa kak? Kapan?" pertanyaan itu menyerbu
"Saya? Sudah, baru kemarin sepulang sekolah. Ah, kalau kalian ingin tau, lihat saja di twitter. Tapi jangan diusik ya!" ucapnya menjelaskan.
Dengan mudahnya pria ini menjawab semua pertanyaan tanpa melihat keadaan anak kecil yang sudah dianggapnya adik ini. Air mata yang meredapun kembali terjatuh layaknya air terjun niagara. Deras. Lirih tanpa mengeluarkan suara.
Pelukan itu mendarat. Mencekam sekali. Ada 2 perasaan mencekam di sini. Kalian tau rasanya dipeluk dalam hawa yang panas? membuat siapapun yang dipeluk memerlukan asupan oksigen. Mencekam yang ke dua adalah ... Aku memang harus tetap memanggilnya dengan sebutan kakak dan status kakak. Tidak lebih. Walau harusnya aku tau dari awal bahwa kata "SAYANG" itu tak hanya diberikannya untukku. Harusnya aku sadar, dia memprioritaskanku hanya sebagai adik.
"Jangan cengeng. Lain kali kalau suka dengan seorang pria, lebih baik ceritakan pada kakak. Kenapa kamu tertutup seperti ini? Bukankah biasanya kamu selalu terbuka?" tanyanya sambil terus memeluk dan mengusap lembut kepalaku. Memberi ketenangan maksudnya. "Mana bisa aku menceritakan tentang kamu pada dirimu?" jawabku dalam hati.
Memang harusnya aku sadar. Hubungan kami tak lebih dari itu. Adik - Kakak.
Dari yang selalu menganggap perhatiamu lebih,
walau kamu hanya terus menganggapnya kecil :)
Selasa, 27 Mei 2014
Dag - Dig - Dug SNMPTN
Hari ini memang penentuan kelolosan dalam SNMPTN. Di TV semalam kemarin yang aku tau pengumuman SNMPTN itu pukul 00.00 tapi ternyata in the fact is 12.00
Ya ini emang bikin degdeg seeer banget:') doi nungguin pengumuman. Yang di sini cuma bisa harap harap cemas sambil doain yg terbaik. And the end, belum beruntung mungkin :) keep spirit boy! :) I know you can even you not get the best result in SNMPTN. But, SBMPTN may be the best way from Alloh foyah:)
Tetep didukung kok walau sedikit sedih tadi after take a nap I saw your result:( tenang aja. Bismillah, semoga SBMPTN memang jalanmu
Tahun depan giliran tahun SNMPTN angkatan aku. Tapi aku ga terlalu berharap+minat juga. Soalnya orangtua udah bertekad bulat masukin aku ke D3 farmasi di ikifa(lagi) :( S1 juga langsung masuk UHAMKA. Ah, padahal jujur aja, Indah udah muak dengan dunia farmasi. Tapi mungkin ini pilihan orangtua yg terbaik untuk anaknya. Ayo semangat lagi :")
Ga berharap masuk PTN. Aku cuma bisa berharap S2 nanti I'm in abroad whenever it is:'D
Bismillah, InsyaAlloh I Find a Way :)
Ya ini emang bikin degdeg seeer banget:') doi nungguin pengumuman. Yang di sini cuma bisa harap harap cemas sambil doain yg terbaik. And the end, belum beruntung mungkin :) keep spirit boy! :) I know you can even you not get the best result in SNMPTN. But, SBMPTN may be the best way from Alloh foyah:)
Tetep didukung kok walau sedikit sedih tadi after take a nap I saw your result:( tenang aja. Bismillah, semoga SBMPTN memang jalanmu
Tahun depan giliran tahun SNMPTN angkatan aku. Tapi aku ga terlalu berharap+minat juga. Soalnya orangtua udah bertekad bulat masukin aku ke D3 farmasi di ikifa(lagi) :( S1 juga langsung masuk UHAMKA. Ah, padahal jujur aja, Indah udah muak dengan dunia farmasi. Tapi mungkin ini pilihan orangtua yg terbaik untuk anaknya. Ayo semangat lagi :")
Ga berharap masuk PTN. Aku cuma bisa berharap S2 nanti I'm in abroad whenever it is:'D
Bismillah, InsyaAlloh I Find a Way :)
Sabtu, 24 Mei 2014
Merahasiakan Hati
"Kita bagaikan sepasang sepatu selalu bersama tak bisa bersatu"
Sayangnya kita tak pernah bersama dalam nyata. Penyembunyi perasaan ini sangatlah ahli bermain sandiwara kesedihan. She can hide all the sadnest ! Tak peduli betapa banyak kepedihan itu, sesekali ia akan mencoba menghadapinya. Yah, she can!
Kalau saja pria itu menyadarinya, mungkin wanita ini tak bisa menikmati bagaimana indahnya penantiannya.
Ia amat bersyukur bisa menemukan satu sosok yang mengajarkannya berbagai arti kehidupan
Sayangnya kita tak pernah bersama dalam nyata. Penyembunyi perasaan ini sangatlah ahli bermain sandiwara kesedihan. She can hide all the sadnest ! Tak peduli betapa banyak kepedihan itu, sesekali ia akan mencoba menghadapinya. Yah, she can!
Kalau saja pria itu menyadarinya, mungkin wanita ini tak bisa menikmati bagaimana indahnya penantiannya.
Ia amat bersyukur bisa menemukan satu sosok yang mengajarkannya berbagai arti kehidupan
Rabu, 21 Mei 2014
This Is How I Feel
Sometimes I Get Bored with the situation~ Tapi keseringan seneng banget sama keadaan ini. Really, walaupun sendiri tapi merasa ada yang menemani daripada ditemani tapi merasa sendiri ^^
Yups, with him everythink already okay~ Baru kenal tapi lebih menemani itu lebih baik daripada udah bertahun-tahun kenal tapi ga bisa memberikan rasa menemani:(
Bukan bermaksud membedakan atau ga tau rasa terimakasih, tapi yaaa This Is How I Feel. Thanks for you all :')
Yups, with him everythink already okay~ Baru kenal tapi lebih menemani itu lebih baik daripada udah bertahun-tahun kenal tapi ga bisa memberikan rasa menemani:(
Bukan bermaksud membedakan atau ga tau rasa terimakasih, tapi yaaa This Is How I Feel. Thanks for you all :')
Minggu, 13 April 2014
Jarak Hati
- Aku menuruti keputusanNya untuk menanti. Menanti seorang yang insyaAllah memang dialah yang ditakdirkan olehNya. Jika nanti keinginanku berbanding terbalik dengan kehendakNya, aku ikhlaskan :)
Sabtu, 12 April 2014
Perbaikan Diri
Mungkin hari ini nafsuku belum terkontrol baik menahan penatku. Tapi aku berharap kamu tau bahwa aku bertahan untukmu. Seorang ikhwan yg telah mengajarkanku arti istiqomah dalam penantianku.
Tapi memangnya aku salah menahan segalanya demi seseorang yg aku tunggu dan ku harapkan?
Ah, biarlah~ nanti kamupun akan tau bahwa acil ini mengharapkan seseorang yg lebih dewasa darinya
Tapi memangnya aku salah menahan segalanya demi seseorang yg aku tunggu dan ku harapkan?
Ah, biarlah~ nanti kamupun akan tau bahwa acil ini mengharapkan seseorang yg lebih dewasa darinya
Selasa, 08 April 2014
Teruntuk Kamu
Assalamu'alaikum ..
Laman ini sengaja ku tulis untuk kamu. Namun aku yakin kamu sama sekali tidak akan mengetahui dan membaca salah satu tulisan ini.
Ikhwan yang berhasil menarik perhatianku semenjak keterpurukkan ku dengan masa laluku, percayalah.. Dalam tiap sujudku menghadap sang Ilahi, aku menyelipkan satu nama dalam do'aku. Mereka bisa menilai bahwa aku naif mungkin. Tapi inilah caraku menghargai prinsipmu dan juga mengukuhkan prinsipku. Terima kasih kamu telah memberikanku arti istiqomah sesungguhnya dalam penantian. Baru sekali ini rasanya aku menemui pria sepertimu walau aku tau pasti bukan hanya kamu.
Mungkin aku terlalu cepat mendefinisikan persaanku. Namun sesungguhnya perasaan itu ada. Aku hanya berharap padaNya agar rasa ini tak sebesar rasaku padaNya. Aku takut, sungguh takut berpaling dariNya.
Setiap kali melihat suatu yang aneh dari kamu, hati ini gusar. Maafkanlah. Tak sepantasnya aku seperti itu padamu.
Aku tak pandai dalam berkata-kata. Tapi sepatah kataku ini merupakan untaian kata hati yang meluap. Trimakasih..
Wassalamu'alaikum
Laman ini sengaja ku tulis untuk kamu. Namun aku yakin kamu sama sekali tidak akan mengetahui dan membaca salah satu tulisan ini.
Ikhwan yang berhasil menarik perhatianku semenjak keterpurukkan ku dengan masa laluku, percayalah.. Dalam tiap sujudku menghadap sang Ilahi, aku menyelipkan satu nama dalam do'aku. Mereka bisa menilai bahwa aku naif mungkin. Tapi inilah caraku menghargai prinsipmu dan juga mengukuhkan prinsipku. Terima kasih kamu telah memberikanku arti istiqomah sesungguhnya dalam penantian. Baru sekali ini rasanya aku menemui pria sepertimu walau aku tau pasti bukan hanya kamu.
Mungkin aku terlalu cepat mendefinisikan persaanku. Namun sesungguhnya perasaan itu ada. Aku hanya berharap padaNya agar rasa ini tak sebesar rasaku padaNya. Aku takut, sungguh takut berpaling dariNya.
Setiap kali melihat suatu yang aneh dari kamu, hati ini gusar. Maafkanlah. Tak sepantasnya aku seperti itu padamu.
Aku tak pandai dalam berkata-kata. Tapi sepatah kataku ini merupakan untaian kata hati yang meluap. Trimakasih..
Wassalamu'alaikum
Langganan:
Postingan (Atom)