"Ish! Dasar ga tau diuntung! Sudah dibantu tapi ga tau terimakasih!" ketus Mita
"Selama ini gue udah menyempatkan waktu membantu mereka, tapi apa balasannya? Ngejauhin gue karena seorang pria yang ceroboh! Seperti ini kah sahabat?!!" ucap Mita
"Kalau cuma karena cowo persahabatan kalian menjadi taruhannya, lebih baik kamu mengalah" balas Dina
"Mita sudah mengalah kok, Din. Mita berusaha tegar, tidak marah dengan Riri, Devi dan Caca, tapi kenapa mereka segampang itu menjauh? Mita juga sudah meminta maaf dengan mereka, padahal Mita yakin Mita tidak punya salah! Malah Mita yang kebanyakan mengalah!" jawab Mita, lirih
"Kalau memang begitu, mereka tidak pantas untuk dipertahankan! Kalaupun mereka membutuhkan kamu, kamu boleh membantunya tapi jangan sesering dulu! Lihat! Sikap mereka hanya datang saat butuh kamu. Begitukah sahabat? BUKAN!" ucap Dina
***
Last Tweet : at 23:11
"Jam segini Adit belum tidur. Biasanya kan dia sms buat nyari teman smsan, tapi sekarang?! AH memang dia tidak tau diuntung! Aku kira dia baik dan setia. Nyatanya? Dia menyimpan kebohongan yang luar biasa dari ku sampai aku harus dijauhi sahabatku!" pikirnya dalam hati. Ia amat sangat kesal jika mengingat kejadian saat dirinya pulang bersama Adit. Mita menganggap semuanya baik-baik saja waktu itu. Tapi ternyata ada yang disembunyikan!
"Manusia macam apa kamu?! Menyembunyikan semua dusta dan menganggapnya baik-baik saja padahal disini ada seorang wanita yang hatinya tercerai berai karena ulah mu! Kenapa tak berterus terang lalu meminta maaf? melerai pertengkaran dingin seperti ini saja tak mampu! PECUNDANG" ketus Mita
***
Rasanya tak mungkin lagi untuk terus memikirkan hal yang merobek selaput hati nan tipis ini. Kesabaranku bisa terbuang percuma jika harus berpikir tentang kamu, dia, dan mereka! Aku anggap semua tidak pernah terjadi dan ada kalanya kini aku yang harus terus mengalah. Lagipula mengalah bukan berarti kalah. Mita benci bualan pria! Dibalik semua kata-kata manis seorang pria, ada sebesit dusta!