Selasa, 31 Desember 2013

My Revolution For 2014

2013 sudah mau berganti menjadi 2014, well.. this year taught me anythink! Mulai dari rela ngelepaskan, bangkit dari keterpurukan, sabar dalam penghinaan, sabar dalam penantian yang kira-kira menanti someone udah setahun kali yak? Ya gitu deh~ dan yang paling lagi diuji banget ya ini nih, pengaruh Long Distance Relationship. Sabar yang ekstra menghadapi si dia, belajar dewasa bareng ga boleh egois apalagi negthink ye kan? But, I have many revolution yeah \m/

Semoga di tahun 2014 ini, tahun yang InsyaAlloh umur Indah akan menjadi 17 tahun, yeah sweet sevententh insyaAlloh kalau beneran sweet :’|

1.       No more galau Ya Alloh, capek banget dikit-dikit nangis 
padahal udah segede gini masih aja cengeng~ 
semoga bisa lebih tegar dan ga dikit-dikit nyesek~ 
yeah I know, I’m thinker. But don’t be child who needs milk -_-


2.       Makin rajin sholat, ngaji, ibadah wajib dan ibadah sunnah makin rajin. 
Dikasih umur sama Alloh harusnya lebih bisa menghargai waktu 
untuk ibadah untuk bekal akhirat. Doakan ya ^^)9




3.       Rezeki Mama dan Papa diluaskan, 
rezeki gue juga dipermudah. 
Umur mama dan papa dipanjangkan, umur gue juga. 
Gue belum bisa bahagiain kedua orangtua. 
 So, selagi mereka masih ada dan gue masih diberi umur, 
gue pasti berusaha membuat mereka nangis! 
Mom, Dad, oneday, you will cry 
because I’ll make you proud of me! :’)

4.    Makin pinter, aamiin! 
Tahun ini kan juga gue bakalan naik ke kelas 12, 
ya gue Cuma mau diberi kemudahan 
dalam belajar, memahami pelajaran, menghafal 
dan mengerjakan berbagai macam soal yang diberikan.
 Kapan lagi orangtua bangga yakan 
kalau bukan anaknya berprestasi?

5.     Makin sabar dalam hal apapun. 
Yaps, gue emang orang yang emosionalnya tinggi banget!
 Kalau udah moodyan, orang disekitar gue bisa kena imbasnya. 
So sorry ya -_-V Sabar ngadepin guru, sabar ngadepin kelakuan temen, 
sabar ngadepin kelakuan doi, sabar sama pelajar, sabar segalanya. 

here is he my boy \m/
I Love You, GPM :*
6.        Hey pacar yang mengesalkan namun aku rindukan! 
Semoga LDRnya lancar yaaaa. 
Kamu makin sayang aku, aku juga sayang kamu. 
Aku janji ga akan negthink sama kamu,
 tapi kamu juga jgn main-main ya sama kepercayaan aku. 
Aku merindukanmu, 
melawan badai rindu adalah yang ku mau :* 
I’m yours since 08-12-2013. 
Terus temani aku sampai melewati sweet sevententh yaa, 
and Be my future is my wish~



Selasa, 24 Desember 2013

Benarkah Kita Saling Mencintai ?

Untuk Pengisi Hatiku

Aku tidak pernah setakut ini bahkan sesedih ini ketika menatap layar handphone.Dulu ketika melihat pesan singkat atau chat darimu, aku selalu tersenyum merasakan kenyamanan. Namun akhir-akhir ini chat darimu  adalah hal yang selalu membuatku takut menatap layar handphoneku. Sepertinya aku kehilangan kamu yang dulu.
Ketika sadar kamu telah berubah tak seperti dulu, aku hanya berusaha mengembalikan dirimu yang dulu. Mengingatkanmu pada mimpi-mimpi kita dulu saat di tengah canda dulu, memintamu memahami bagaimana dulu kita pernah saling bercanda ataupun menyayangi, membuatmu paham ada seseorang yang tak ingin diam ketika melihatmu tiba-tiba menjadi sesosok orang lain yang tak dikenalnya. Telah ku lupakan semua, Sayang, sosok pria-pria yang pernah ku ceritakan padamu kala itu. Telah ku lepaskan semua demi kamu yang aku pikir akan membahagiakanku.
Aku terus meminta kejelasan walaupun kamu berucap bosan, mungkin juga lelah dengan sikapku. Tapi, Sayang, aku ingin kamu tahu bahwa aku akan berhenti berjuang jika kamu menjelaskan mengapa kau jadi berubah begini. Tapi tunggu, sepetinya tidak. Sekeras apapun badai pengabaianmu, aku tetap akan berjuang untukmu.
Perempuan mana yang  tidak kecewa melihat orang yang dicintainya berubah tanpa alasan yang jelas. Mungkin dari berbagai macam sifat wanita, aku salah satunya yang  menginginkan penjelasan dari apa yang aku alami atau dapati. Aku tak bisa menerima. Aku berbeda, Sayang, dan ku harap kamu mampu memahami keras sikapku ini. Apakah aku terlalu egois untuk tahu alasanmu?
Benarkah kita saling jatuh cinta? ketika percakapan dichat yang selalu kau selipkan kata sayang dan rindu itu terucap dari hatiku, entah bagaimana dari hatimu. Aku sudah datang padamu, tetapi mungkin kamu yang tak ingin pulang dan kau lebih asik pada orang-orang yang tak mengerti kamu sedalam aku memahamimu.

                                                                 Dari anak kecil yang hobinya galau                                                          yang perhatiannya kau anggap biasa saja : )

Membunuh Prasangka

Aku berusaha membunuh semua prasangka yang mengkhawatirkan tentang kamu. Setiap aku merasakan ketakutan itu, akupun tak tau mengapa itu selalu terjadi. Tapi aku mau untuk terbuka dengan kamu.
Sebenarnya aku yakin kamu tidak mungkin melakukan ‘itu’. Tapi bagaimana jika selama ini aku yang bertahan sendiri mengembangkan rasa, menahan asa juga kekhawatiran? Sikap kamu yang berhasil menenangkanku. Aku tau sebenarnya jawaban kamu singkat, tepat pada sasaran hingga aku terbius dengan jawaban kamu.
Ini dia seninya. Seni dari hubungan jarak jauh yang aku baru rasakan. Berbeda dari hubunganku sebelum-sebelumnya. Semuanya hebat. Dari mulai aku harus belajar mempercayai, belajar dewasa dengan pasangan, hingga akhirnya bagian yang belum ku tamatkan, belajar membunuh prasangka tidak baik terhadap pasangan.
Coba kalau kita saling terbuka. Semuanya baik-baik saja sepertinya dan memang sampai saat ini masih baik-baik saja, hanya sifatku yang bertolak-belakang dengan sifatnya. Aku agresif, childish, pencemburu, bahkan dia bilang aku nyolot dan mengesalkan namun hanya untuk candaan. Sifat dia yang kadang ambigu, sukanya langsung to the point, aku anggap dia dewasa, bahkan dia bukan sama sekali orang yang pencemburu.
Jujur saja aku kadang tidak terima dengan perlakuan kamu. Tapi lama kelamaan aku tahu kok, itu juga buat aku, buat kita. Seperti halnya waktu aku meminta kejelasan tentang statusku. Aku cemburu. Cemburu berat dengan teman perempuan kamu, cemburu dengan mantan kamu yang masih dekat dengan kamu, apalagi dengan mantan  hati kamu yang sepertinya menyesal telah menyiakan kamu.

“APA PERLU AKU PENGUMUMAN KALAU KAMU PACAR AKU?”

Bukan itu yang aku mau, percayalah:’) yang aku maksud, coba kamu kalau di social media juga jangan gengsi membalas mentionku. Toh mentionku tidak ada yang berkata “SAYANG”, aku tetap memanggilmu “KAKAK”. Seringkali kamu hanya menganggap mention atau tweetku tentang kamu hanya angin lalu. Tapi ya sudahlah, aku tahu maksud dan tujuanmu adalah mendewasakanku. Maafkan anak kecilmu ini ya yang sering merepotkan kamu.
Benarkah kita terbiasa dengan waktu berhubungan? Benarkah kita terbiasa dengan jarak yang membuat kita dekat? Tidak seperti sekarang yang sering berhubungan, sudah satu kota tetapi menjadi hambar, datar? Kalau begitu, bolehkah aku meminta kembali perhatian kamu yang dulu? Aku rindu. Sangat rindu :’)


Suatu saat sadarlah kak, aku adik kecilmu yang sudah lama menunggumu, sudah lama ternyata perasaan itu ada, dan sudah lama pula aku mempedulikanmu. Suatu saat nanti sadarlah, aku selalu disini. Menjaga yang satu ini (re: hati)