Kamis, 14 Juni 2012

Do'a Sederhana Untuk Orang yang Tidak Sederhana


          “Kita sudah tidak cocok lagi. Lebih baik akhiri saja” ucap Pasha. Ketidak serasian dan banyaknya masalah yang datanglah yang membuat dirinya mengambil keputusan tersebut. “Aku lelah dengan masalah yang terus menghampiri ini! Kau tau? Aku juga manusia biasa yang punya batas kesabaran menjalani ini.” Ucapnya berulang kali.
Bagiku, dia pohon yang besar dan rindang. Ketika sang angin datang berhembus dengan hebatnya, sayangnya ia rapuh. Begitulah lelaki. Tapi disaat Pasha pergi meninggalkanku, ada sebuah pohon tumbuh di dekat rumput lembut. Dimas namanya.
Panggil saja aku Adindah. Aku jatuh cinta lagi kepada dia yang membuat kenyamanan. Kau tau? Aku terus menanti suatu pesan, bb messager, atau panggilan dari kamu. Dia buatku nyaman dengan pribadinya, sifatnya, dan semua yang ada dalam dirinya. Banyak orang bertanya kepadaku mengapa aku jatuh cinta lagi kepadanya? I just say, I dunno~
            Setelah merasakan beratnya melupakan, sakitnya disia-siakan dan sesalnya ditinggalkan terlalu cepat, tiba-tiba ada Dimas yang hadir merubahnya. Dia berikan keteduhan di jiwaku. Kau tau? Aku telah tertipu oleh dia yang dulu pernah hadir sebelum Dimas.
            Kadang aku berfikir, apa kau tercipta kini untukku ya? Pertemuan itu terjadi begitu saja. Aneh untukku. Sedikit cerita tentang kebohongan itu membuatku canggung. Saat aku masih bersama Pasha yang dulu, masa lalu Pasha menghampiriku dan memohonku untuk terus bersamanya. Aku cukup senang diberi kepercayaan itu. Tapi setelah sekian lama masa lalu Pasha itu hilang, sebuah kebenaran terungkap. Nomor ponsel yang dulu mengirimkanku sebuah pesan wasiat itu adalah nomor Dimas. Aku sempat tak percaya. Apa benar Pasha melakukan kebohongan itu? Apa benar sejak lama dia tlah bosan denganku?
Tapi entahlah. Untukku, sekarang aku seperti orang yang kelaparan. Aku terus memakan makanan tanpa ending. Aku rasa aku bisa kalap menghabiskannya. Namun aku merasa tetap lapar dan ingin melahapnya kembali. Yaa, itulah cinta. Tak ada habisnya dibicarakan.
Dia datang tanpa paksaan, tapi dari hati hingga satu sama lain saling cinta dan membutuhkan. Harusnya seperti itu. Tapi berbeda denganku. Dimas datang memberi cinta namun tak memberi kepastian. Aku tau dia tengah dilema antara dua pilihan. Aku atau masa lalunya? Hingga aku harus mengalah dengan keadaan yang berusaha membuatku terpuruk.
Aku yakin aku bisa menjadi rumput lembut yang walau angin berhembus dengan kencangnya, tidak mudah tumbang. Aku masih ingat saat Dimas masih menghubungiku, menanyakan kabarku langsung ataupun dengan perantara temanku, mengajakku jalan menikmati panasnya kota Bekasi, dan masih banyak lagi. Tapi terkadang kenangan ini yang perlahan membuatku terpuruk.
3 Febuari, setelah kami jalan bersama dengan teriknya mentari di siang hari, hari demi hari Dimas makin berubah. Tak ada lagi kini pesan darinya untuk menanyakan kabar atau hanya untuk bercanda ria denganku. Apa begini cara ia melepaskanku setelah ia membuatku nyaman lepas dari Pasha? Apa selama ini dia hanya seorang yang memberiku berbagai harapan palsu atau aku yang terlalu mengharapkannya?
Aku tak butuh argumentasi yang hebat dari seorang laki-laki sepertimu, aku tak tertarik kepada fakta-fakta yang akurat, bahasa yang teliti dan logis yang bisa disampaikan secara detail dari seorang laki-laki, yang aku butuhkan hanya perhatianmu, kata-kata yang lembut, ungkapan-ungkapan sayang yang sepele tapi sangat berharga untukku, jaminan rasa aman.
Aku masih menunggunya hingga saat ini. Menunggu tumbuhnya pohon yang memberi perlindungan pada sang rumput yang senantiasa mengitarinya berada di dekatnya. Kapan lagi kau bisa menghiburku seperti dahulu?  Aku rindu canda tawa kita, aku rindu masa-masa kita bersama. I  miss all the stories about us.
Namun aku nampaknya tak setegar itu menunggunya kembali. Aku hanya bisa berdo’a untuknya disana yang mungkin telah melupakanku.
“Tuhan, sekarang tugasku telah selesai. Ku serahkan dia pada yang bisa lebih mengerti tentang dirinya dan membuatnya bahagia serta nyaman. Lindungi dia ketika penjagaanku tak bisa lagi sampai kepadanya.kuatkan aku Tuhan. Aku hanya ingin melihatnya bahagia meski tanpaku, meski akupun belum tentu tersenyum indah melihatnya dengan yang lain. Tapi aku yakin, rencanaMu pasti akan indah pada waktunya”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar