Senin, 22 September 2014

Haruskah -Bag. 2 Secret Admirer-

"Jadi, mau sampai kapan kamu menyembuyikan itu?" pertanyaan itu tak henti-henti diucapkan olehnya. Seakan dia ingin aku segera mengakuinya.
"Aku tak tahu. Tappi ku rasa lebih baik tidak jujur daripada dia tiba-tiba menjauh. Aku takut kalau dia tahu, dia menjauh" jawabku
"Memangnya kamu mau dia terus-menerus berpikiran itu dari orang yang dia sayang? Bukan dari orang yang menyayanginya?! Kalau dia benar-benar tidak peduli entah itu dari siapa, dia tidak akan menjauhimu"
Sepertinya ucapannya ada benarnya juga. Tapi tetap saja jika selama ini kita baik-baik saja lalu tiba-tiba dia mengetahui kejanggalan, dia pasti akan menjauh. Selama ini selalu begitu, kan? Rasanya tak adil. Entahlah memang tabiat setiap pria yang seperti itu atau hanya aku yang merasakan.
Aku terdiam ditengah pikiran tentangnya. Malam itu ku putuskan untuk tidak mengaktifkan handphoneku.
Setelah beberapa jam terdiam dengan tugas-tugas di lapotop, aku kembali memutuskan membuka handponeku. Berharap ada suiatu pesan elektronik di sana.
"PING!!"
Pemberitahuan itu muncul ketika aku baru saja mengaktifkan handphoneku. Terlihat jelas siapa yang mengirimkan pesan itu. Tanganku melemas tak percaya, mataku terbelalak memastikan benarkah itu dia? Hatiku bergemuruh. Ya Tuhan, Benarkah?
"Kenapa? :)" aku membalas pesan itu, santun. Walau aku tau, dia tak mungkin membalas pesan itu karena pesan itu telah dikirim 3jam yang lalu sementara sekarang menunjukkan pukul 01:00 pagi.
"Ada apa, ya?" terkaku dalam hati yang kian merusuh

Senin, 08 September 2014

Secret Admirer

"Jadi kamu suka sama dia?" tanyanya
"Tidak juga. Jangan menembak perasaanku yang aku saja tak tahu" jawabku
"Lalu, perasaan itu apa?"
"Entahlah. Aku hanya senang melihat wajahnya. Membuatku meleleh seketika. Perutku serasa dipenuhi kupu-kupu" jawabku
"Dasar aneh!" celetuknya.
Perasaan seorang secret admirer adalah perasaan paling mulia. Mengagumi dalam diam, menatap dari kejauhan. Semua dia lakukan tanpa kau ketahui. Dia memang berharap kamu mengetahuinya, tapi bukan berarti dia memaksa kamu untuk tau tentang hatinya. 
Sudah beberapa bulan ini topik pembicaraan heboh antara aku dan mereka adalah "dirinya". Sudah beberapa bulan juga chat bbm yang aku tunggu-pun darinya walau sebenarnya itu adalah hal yang teramat mustahil.
Dia tak sadar bahwa sebenarnya aku sering terlihat ingin diperhatikan melalui temanku. Sadarkah? 
"Ehem, ada yang lewat ga sapaan, ehem!" ledek mereka yang sering kali berulah saat dirinya lewat diantara kerumunan kami.
"Pssttt.. Sudahlah. Kalau kalian seperti itu, bisa-bisa nanti dia sama sekali tidak menghubungiku" ucapku
"Kalau begitu, kita ke kantin saja!" ajaknya. Kami menuju kantin. 
Nafasku terasa tercekat saat tahu bahwa "dia" ada di kantin bersama temannya. 
"Ga perlu sesak nafas atau mengeluarkan suara aneh, kan?" protes temanku. Aku menahan segala asa dan rasaku saat itu juga. Pada kaki yang rasanya ingin lepas menjadi topangan, pada batang tenggorok yang rasanya telah tersumpal padatan, semua ku tahan mati-matian saat melihatnya. 
Apa kau tahu, ada aku yang selalu kikuk dengan wajah pucat pasi saat kau berlalu dihadapanku tanpa sedikitpun kau menoleh atau bahkan mengetahui bahwa aku memperhatikanmu?
Pantaskah aku disebut  pohon yang cukup kokoh melawan deru angin pengabaian dan pengecewaan?
Terlebih saat kue ulangtahun milikmu telah kau terima namun kau tak tahu itu dari siapa. 
"Aku titip ini untuknya ya" ucapku
"Tapi nanti jika dia bertanya ini dari siapa? Aku harus jawab apa?" Tanyanya
"Bilang saja dari..." aku terhenti. Berfikir.
"Bilang saja dari penggemarnya. Eh, tunggu. Dari kalian saja" lanjutku
"Hmm.. Baiklah" dia berlalu meninggalkan mencari objek yang dituju.
Sadarlah. Aku menitipkan itu semua, menitipkan sebuah kue berisi sejuta rasa kepada temanmu dengan tanpa namaku. Agar kamu tak mengetahui bahwa aku menyukaimu. Ah, mungkin aku menggemarimu. Sudahlah.. Akupun bingung menafsirkannya. 
Aku khawatir jika kamu tahu semuanya, hubungan baik itu tak akan berlangsung lama, bukan? Aku hafal sudah semua sikap lelaki. Maka akan aku simpan baik-baik perasaan itu daripada harus melukai hubungan kalian. Ya, kalian. Kamu dan perempuanmu.
Walaupun kamu tidak tahu siapa pengirim kue itu, tapi aku cukup bahagia meliahatmu telah menerima dan membawa kue itu.

Semoga kamu tetap menjadi pribadi yang ku kenal, ya!


Sincerely : Your Secret Admirer :)